Rabu, 18 Mei 2011

MAHATIKA (MENSTRUASI) MENURUT KONSEP AYURVEDA MAUPUN PENGETAHUAN KEDOKTERAN MODERN

              
Sebelum kita membahas mengenai mahatika (menstruasi), ada baiknya kita mengenal dulu tentang susunan organ reproduksi wanita atau yang dalam konsep Ayurveda dikenal dengan istilah Ojas-jeeva Shakti Mandala.

1.  Organ Repruduksi (Ojas-Jeeva Shakti Mandala)
            Sebelum melanjutkan tentang mahatika (menstruasi), perlu diketahui tentang organ reproduksi perempuan atau dalam Ayurveda organ reproduksi dikenal dengan istilah ojas-jeeva shakti mandala. Organ reproduksi (ojas-jeeva shakti mandala) meliputi :
a.      Indung telur (ovarium), berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum atau sonita). Sebulan sekali, indung telur kiri dan kanan secara bergiliran mengeluarkan sel telur (sonita). Sonita atau sel telur adalah  sel yang dihasilkan oleh indung telur yang dapat dibuahi sperma (sukra). Bila tidak dibuahi, maka akan ikut keluar pada saat mahatika (menstruasi).
b.    Saluran telur (sonita) atau disebut juga tuba fallopii, yaitu saluran kiri dan kanan rahim. Ujungnya berbentuk fimbrae.
c.   Fimbria atau fimbrae (disebut juga umbai-umbai), yang mirip dengan jari tangan. Umbai-umbai ini berfungsi untuk menangkap telur (ovum, sonita) yang dikeluarkan indung telur.
d.     Rahim (uterus, garbhasaya, kacupu manik), yaitu tempat calon bayi (bhruna) dibesarkan, bentuknya seperti buah alpukat, gepeng dan berat normalnya 30-50 gram. Pada saat tidak hamil besar rahim (garbhasaya) kurang lebih sebesar telur ayam kampung.
e.      Mulut rahim (Cervix), yaitu bagian bawah rahim, pada waktu persalinan leher rahim ini membuka sehingga bayi (sisuka) dapat keluar.
f.      Vagina (yoni), yaitu saluran yang berbentuk silinder dengan diameter dinding depan + 6,5 cm dan dinding belakang + 9 cm yang bersifat elastis. Fungsinya sebagai tempat senggama (maithuna), tempat keluarnya menstruasi (mahatika) dan bayi (sisuka).
g.   Mulut vagina (yoni) disebut juga vulva, merupakan rongga penghubung rahim (uterus, garbhasaya, kacupu manik) dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina (yoni) ini ditutupi oleh selaput dara.
h.   Selaput Dara (Hymen), yaitu selaput tipis yang terdapat di muka liang vagina. Selaput vagina tidak mengandung pembuluh darah. Selaput dara ini dari sananya sudah mempunyai lubang.

           
2.  Mahatika (Menstruasi)
Mahatika (menstruasi) adalah peristiwa keluarnya darah (arttava) dari vagina (yoni) karena luruhnya lapisan dinding rahim yang banyak mengandung pembuluh darah (endometrium, istilah dalam ilmu kedokteran modern) saat sonita (sel telur) tidak dibuahi. Arttava (darah haid) keluar akibat tidak terjadinya pembuahan. Tidak bertemunya  sonita (sel telur) dengan sukra (sperma).
Dalam Ayurveda disebutkan bahwa arttava (darah menstruasi) ini yang merupakan salah satu  bagian dari mala memiliki sifat agneya (panas) serta berbau visra (busuk). Berbeda halnya dengan rakta (darah biasa) yang termasuk sapta dhatu, jaringan tubuh.  Rakta ini mempunyai sifat usna (panas) dan shita (dingin) serta tidak berbau busuk (avisra) seperti arttava.
Dalam ilmu kedokteran modern, arttava (darah menstruasi) disebutkan berbeda dengan penjelasan  di atas. Disebutkan  bahwa arttava (darah menstruasi) ini tidak berbau dan bebas hama, jadi tidak dikotori oleh bakteri atau kuman lain. Namun, jika arttava (cairan mens) itu kena udara, dapat menimbulkan bau tidak sedap. Bila sudah ada di luar, arttava (darah haid)  ini rentan terhadap kuman dan bakteri lainnya.
Cairan menstruasi (arttava)  terdiri dari darah dan berbagai bagian jaringan dari selaput lendir rahim yang telah dilepaskan, banyaknya  sekitar 50 cc-150 cc. Darah mens (arttava) tidak selalu cair. Kadang-kadang berbentuk gumpalan kecil dari darah.  
Menurut Reshi Verddhatreya, disebutkan bahwa arttava (darah haid) di dalam tubuh wanita mula-mula mengumpul di kandung peranakan (garbhasaya, matrgarbha, kacupumanik). Akibat dorongan dari unsur vatta atau vayu, maka mengalirlah darah ini ke luar tubuh melalui yoni (kemaluan, vagina) selama 3-5 hari dalam sebulan. Dan menurut reshi ini, tidak semua darah arttava ke luar tubuh. Ada sisa darah yang tertinggal di dalam tubuh, banyaknya kira-kira satu prastha (768 ml). darah ini katanya menjadi bersih kalau bertemu dengan air mani laki-laki (sukra). Itulah sebabnya tidak terjadi pengeluaran darah arttava setiap bulan selama hamil (dalam Nala, 2001 : 158).
Dalam ilmu kedokteran modern,  proses mahatika atau menstruasi secara singkat disebutkan sebagai berikut : “Lewat pesan kimiawi hormon mengirimkan isyarat ke otak untuk mengeluarkan sebuah hormon tertentu (follicle stimulating hormone/FSH). Hormon ini merangsang indung telur untuk menyiapkan sel telur yang matang. Menjelang sel telur akan matang, cangkang sel telur akan mengeluarkan hormon perempuan (estrogen). Hormon estrogen ini menghentikan kerja hormon perangsang indung telur tadi (FSH) sehingga tidak mematangkan sel telur lainnya. Karena untuk ini cuma diperlukan satu sel telur yang siap dibuahi setiap daur/siklus. Kadar hormon perangsang indung telur menurun, dan dikeluarkan hormon yang lain (Luteinizing Hormone/LH). Hormon baru ini bertugas melepaskan sel telur matang (ovulasi), yang lalu ditangkap oleh  fimbrae atau fimbria yang fungsi dan bentuknya seperti tangan untuk memasukkan sel telur melalui tuba fallopii untuk menuju rahim. Sementara itu, dikeluarkan hormon progesterone untuk menghentikan kerja hormon pelepas sel telur matang sehingga tidak terjadi lagi pelepasan sel telur” (Utamadi, 2001).
Kedua hormon itu (estrogen dan progesterone) pada saat bersamaan menyiapkan jaringan pembuluh darah (endometrium) pada rongga rahim. Jaringan pembuluh darah ini dibikin untuk persiapan bila terjadi pembuahan. Kalau tidak terjadi pembuahan, maka sel telur dan lapisan itu luruh berupa darah menstruasi. Peristiwa ini terjadi tiap bulan, berlangsung selama kurang lebih tiga hari-tujuh hari.
Karena pembuahan tidak terjadi, hormon perempuan yang menyuburkan lapisan rongga rahim produksinya akan menurun, akibatnya otak akan memerintahkan kembali produksi hormon perangsang indung telur (FSH) untuk menyiapkan kembali telur yang matang buat daur berikutnya. Demikian secara berkala daur haid berulang secara teratur.
Sel telur (sonita) disimpan dalam dua indung telur yang terletak di kiri-kanan rahim (garbhasaya, matrgarbha,  kacupu manik), yang bisa menampung sekitar 750.000 kepompong telur (follicle de graaf) lalu menyusut menjadi 400.000. Namun, dari sekian banyak kepompong telur yang berhasil matang dan dikeluarkan hanya 300-400-an saja yang ditempuh perempuan selama masa reproduksinya (masa reproduktif) yang rata-rata 35 tahun panjangnya.
Jarak satu mahatika (mens)  ke mens berikutnya atau yang disebut siklus menstruasi pada setiap perempuan tidak sama. Hal ini biasanya berlangsung kurang lebih 28 hari (antara 21 hari – 35 hari). Siklus mahatika (menstruasi) dapat dipengaruhi oleh kondisi tertentu, seperti stress, pengobatan, dan latihan olah raga. Pada masa remaja, siklus ini  biasanya belum teratur terutama pada awal mahatika (haid). Namun setelah kurun waktu tertentu bakal teratur.
Dalam ilmu kedokteran modern, pada tiap siklus  mahatika (haid) dikenal tiga masa utama, yaitu sebagai berikut :
a.   Masa mahatika (haid) selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu endometrium di lepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).
b.     Masa proliferasi sampai hari keempat belas. Pada waktu itu endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari kedua belas dan keempat belas dapat terjadi pelepasan ovum (sonita) dari ovarium yang disebut ovulasi.
c.    Sesudahnya dinamakan masa sekresi. Pada ketika itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesterone. Di bawah pengaruh progesterone ini, kelenjar endometrium yang tumbuh bekeluk-keluk mulai berskresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke arah sel-sel desidua, terutama yang berada diseputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.

3.  Hormon Estrogen Dan Hormon Progesterone
            Istilah hormon estrogen dan hormon progesteron didapati dalam ilmu kedokteran modern. Adapun yang dimaksud dengan hormon estrogen dan hormon progesterone adalah sebagai berikut :

a. Hormon estrogen
            Estrogen adalah hormon yang terutama dibuat oleh indung telur. Dalam jumlah kecil dibuat juga oleh ginjal sehingga dalam jumlah kecil ada pula pada laki-laki. Hormon estrogen mempengaruhi semua sel dalam tubuh tanpa kecuali. Meski tidak semua sel dan organ sama pekanya terhadap hormon ini.
            Estrogen penting sekali terhadap perkembangan remaja perempuan selama masa remaja, untuk perkembangan alat-alat kelamin perempuan dan payudara, juga untuk perkembangan selaput lendir vagina supaya tetap licin dan tidak kering.
            Estrogen juga mempengaruhi beberapa organ, misalnya dalam masa pubertas, tulang bertambah panjang, tetapi jumlah kapur tetap cukup. Estrogen juga memelihara pertumbuhan kulit sehingga tetap elastis. Itu sebabnya rata-rata kulit perempuan lebih halus dibanding kulit laki-laki. Jika produksi estrogen berkurang, kulit menjadi tipis dan keriput. Penumpukan lemak di beberapa tempat tertentu di bawah kulit antara lain di pinggang yang khusus pada perempuan juga disebabkan karena pengaruh estrogen.

b. Hormon progesterone
            Hormon progesterone selain dibuat di indung telur untuk jumlah kecil juga dibuat di ginjal sehingga laki-laki juga mempunyai hormon ini dalam jumlah yang kecil. Pembuatan hormon progesterone oleh indung telur hanya terjadi selama dua minggu sesudah pelepasan telur dari indung telur.
Progesterone dan estrogen menjaga supaya endometrium (lapisan dinding rahim) siap untuk menerima dan memberi tempat tinggal bagi telur yang telah dibuahi. Kehamilan (garbhini) dapat berlangsung terus berkat adanya progesterone. Bahan makanan untuk telur yang telah dibuahi dikeluarkan oleh endometrium berkat progesterone. Hormon ini juga menjaga agar otot-otot rahim tidak berkontraksi.

DAFTAR PUSTAKA

Lad, Vasant & Svoboda, Robert E., 2000. Ayurveda. Surabaya : Paramita.
Nala, Ngurah, 2001. Ayurveda Ilmu Kedokteran Hindu 1. Denpasar : Upada Sastra.
_______ ,  2002.  Ayurveda Ilmu Kedokteran Hindu 2. Denpasar : Upada Sastra.
Majalah Lisa,  25 Februari 2003.
_______ ,  28 April 2003.
_______ ,  Edisi Nopember 2003.
Majalah Prodo,  4 Februari 2002.
Utamadi, Guntoro, 2001. “Bila Hormon Perempuan Tidak Seimbang”. Dalam Majalah Nirmala Edisi 11 Desember.
_______ ,  2001. “Misteri Menstruasi”. Dalam Modul Kesehatan Reproduksi Remaja PKBI Jabar, Edisi 8 Juni.
Wahyurini, Chatarina., Ramona, 2001. “Gangguan Menstruasi”. Dalam Modul Kesehatan Reproduksi Remaja PKBI Pusat,  Edisi 21 Juni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar