Kamis, 10 Maret 2011

Hubungan Timbal Balik antara Agama Hindu dengan Aspek Sosial Masyarakat Bali

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA AGAMA HINDU DENGAN ASPEK SOSIAL MASYARAKAT BALI.
Oleh : Ni Nyoman Purnami
Hubungan timbal balik antara agama Hindu dengan aspek sosial masyarakat Bali, bila ditinjau dari perspektif sosiologi sebenarnya ada banyak perspektif yang pada akhirnya memberi corak serta warna terhadap hubungan agama Hindu dengan aspek sosial masyarakat Bali. Berikut adalah paparan menurut empat perspektif sosilogi dominan yaitu menurut perspektif : fungsional-struktural, konflik, interaksionisme simbolis dan sistem.
a. Hubungan timbal balik menurut perspektif fungsionalisme-struktural.
Menurut perspektif fungsionalisme-struktural, dalam konteks kehidupan beragama, adanya berbagai institusi keagamaan seperti kehadiran pusat kajian, kelompok studi, yayasan pendalaman agama dan lain-lain dapat dianggap sebagai suatu gejala fungsional bagi perkembangan agama Hindu, yang memberikan fungsi terhadap yang lainnya dalam proses dinamika agama. Di samping itu, masih dalam perspektif yang sama misalnya, bagaimanapun rendahnya kedudukan sosial-ekonomi seorang umat di antara umaat lainnya, ia selalu akan memberikan sumbangan bagi suatu aktivitas keagamaan. Karena itu, seorang umat awam berbeda fungsi yang disumbangkannya dalam suatu rangkaian ritus aktivitas keagamaan, dibandingkan dengan seorang yang berkedudukan sebagai pinandita. Meskipun demikian, mereka tetap telah memberikan fungsi dalam membangun dinamika komponen keagamaan lainnya.
b. Hubungan timbal balik menurut perspektif konflik.
Inti pemikiran para penganut aliran konflik adalah distribusi kekuasaan dan wewenang yang secara tidak merata, tanpa kecuali menjadi faktor yang menentukan konflik sosial secara sistematis. Perbedaan posisi serta perbedaan wewenang di antara individu dalam suatu masyarakat agama, menempatkan individu pada posisi atas dan posisi bawah dalam setiap struktur. Oleh karena wewenang itu sah, maka setiap individu yang tidak tunduk terhadap wewenang yang ada dikenakan sanksi.
Konskuensi logis dari adanya kekuasaan (posisi atas-bawah), maka terjadi pula pemisahan yang tegas antara penguasa dan yang dikuasai, sehingga dalam masyarakat agama , akan dijumpai pula satu kelompok masyarakat sebagai “penguasa’ dan kelompok yang “dikuasai” dengan masing-masing kelompok dipersatukan oleh ikatan kepentingan nyata. Biasanya kelompok pertama berusaha mempertahankan status-quo sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok berkepentingan untuk mengadakan perubahan-perubahan. Persoalan-persoalan keagamaan umat Hindu menurut perspektif konflik yang secara nyata dapat dilihat di Bali adalah seperti pertentangan kasta. Di samping itu adalah konflik kelas yaitu antara kaum tradisionalis yang ingin tetap mempertahankan “keajegan Bali” dan kaum modernis yang menginginkan adanya perubahan-perubahan, seperti yang dapat dilihat dalam kasus dualisme kelembagaan umat Hindu.
c. Hubungan timbal balik menurut perspektif Interaksionisme-simbolik.
Interaksionisme-simbolik menurut Blumer (dalam Basrowi dan Sukidin, 2002 : 110) salah seorang tokoh aliran ini, adalah menunjuk kepada sifat khas dari interaksi antar manusia yang diantaranya menggunakan simbol-simbol serta interpretasi terhadap simbol-simbol tadi. Terkait dengan hal tersebut, maka salah satu aktivitas keagamaan Hindu menurut perspektif interaksionisme-simbolik misalnya adalah, terjadinya suatu interaksi di antara umat Hindu yang berbeda latar belakang sosial ekonomi dalam suatu upacara keagamaan, disebabkan karena adanya pemahaman, pengertian yang sama terhadap simbol-simbol keagamaan yang diaktifkan.
d. Hubungan timbal balik menurut perspektif sistem.
Perspektif sistem memberikan penekanan pada keseimbangan dinamika antar sub-subsistem. Menurut para penganut aliran ini bahwa dinamika masyarakat pemeluk suatu agama terwujud sebagai suatu sistem yang satu sama lain saling terkait. Sistem dapat diartikan suatu kebulatan di antara beberapa subsistem yang terjadi dalam proses keseimbangan. Suatu sistem seringkali memiliki unsur-unsur : struktur, fungsi, batas-batas, dinamika, input serta output dan keseimbangan. Unsur-unsur sistem agama seperti dinyatakan Koentjaraningrat, setidak-tidaknya mencakup lima hal penting yaitu :
1) sistem kepercayaan;
2) sistem upacara dan ritus;
3) sistem peralatan upacara;
4) kelompok keagamaan; dan,
5) emosi keagamaan.
Dilihat dari perspektif sistem ini maka hubungan timbal balik antara agama Hindu dengan aspek sosial masyarakat Bali mobilitasnya sangat tinggi, dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan eksisnya agama Hindu, maka budaya Bali dijiwai oleh nilai-nilai luhur yang terkandung dalam agama Hindu telah melahirkan nilai budaya yang adi luhung yang dikagumi oleh dunia. Unsur-unsur sistem dalam agama Hindu berpengaruh besar terhadap berbagai sektor kehidupan. Inputnya yang bersumber dari agama Hindu, maka outpunya bukan saja dapat dinikmati oleh umat Hindu sendiri tetapi oleh semua masyarakat Bali khususnya.

1 komentar:

  1. Best Casino Near Laurel, CA (Google Maps) - MapyRO
    Best 광명 출장샵 Casino 삼척 출장마사지 Near Laurel, CA 제주도 출장마사지 (Google Maps). Casino, Hotel, Bar & Breakfast, 4:00 AM · Hotel. Closest 과천 출장샵 Casino, 1: 세종특별자치 출장안마 Pool

    BalasHapus